Budidaya ikan gabus yang
khususnya ditujukan untuk keperluan konsumsi masih jarang dilakukan di
kalangan peternak ikan. Hal ini karena permintaan ikan gabus cukup
sedikit di pasaran. Ikan gabus sendiri adalah jenis ikan air tawar yang
liar dan termasuk pemangsa benih yang cukup rakus dan ditakuti para
peternak ikan. Ikan gabus merupakan jenis ikan yang buas (carnivore
bersifat predator). Selain itu, ikan gabus memiliki banyak nama
diantaranya aruan dari kata haruan (bahasa banjar dan melayu), kocolan
(betawi); licingan, bogo, bayong, kutuk (bahasa jawa); dan sebagainya.
|
Ikan Gabus |
Pada daerah-daerah yang memiliki aliran sungai cukup besar seperti
Kalimantan dan Sumatera, ikan gabus sering ikut terbawa banjir menuju
parit-parit di lingkungan rumah, atau bahkan masuk ke dalam kolam-kolam
ikan peliharaan dan menjadi pemangsa ikan-ikan peliharaan. Apabila
kolam, parit, atau sawah mengering, ikan gabus akan berusaha pindah
menuju tempat lain, dan bila terpaksa ia mampu mengubur diri dalam
lumpur sampai tempat tersebut kembali berair. Jenis ikan bisa mampu
bertahan hidup di lingkungan tanpa air sebab ikan gabus dalam
pernapasannya bisa menyerap kandungan oksigen bebas dengan menggunakan
alat pernapasan bernama “labirin”.
Sifat predator ikan gabus
Ikan gabus biasanya menyambar mangsanya hingga di permukaan. Maka dari
itu, kehadirannya bisa segera diketahui bila ia masuk ke dalam kolam
ikan peliharaan lainnya. lkan gabus biasanya bersembunyi di dekat
tanaman air bila hendak menyambar mangsanya (sehingga mangsa tidak
melihat kehadirannya), kemudian secara tiba-tiba ia akan meluncur menuju
mangsa dan menelannya langsung.
Bagi anda yang kebetulan memelihara ikan lain dan ingin mencegah ikan
gabus agar tidak masuk ke kolam ikan peliharaan, maka di saat
pengolahannya, usahakan dasar kolam benar-benar kering hingga terlihat
retak-retak sehingga ikan gabus tidak mungkin dapat bertahan hidup.
Caranya. biarkan dulu dasar kolam mengering di bawah terik sinar
matahari hingga beberapa hari. Kemudian pasang semacam jaring di bagian
saluran masuk kolam yang terbuat dari ijuk rapat, sehingga telur dan
benih gabus tidak dapat masuk ke dalam kolam bersama dengan aliran air.
Bila dalam kolam peliharaan ternyata ditemukan ikan gabus, maka segera
tangkap. Populasinya sendiri biasanya tidak terlalu banyak. Gabus bisa
dipancing mengggunakan umpan seperti anak kodok dan ikan kecil.
Sedangkan untuk cara memancingnya termasuk unik, yakni dengan cara
menggerak-gerakkan umpan pada permukaan air. Gerakan umpan tersebut akan
mengundang gabus untuk segera menyambarnya karena disangka sebagai
mangsanya.
Berbicara mengenai budidaya ikan gabus, sebenarnya tidak terlalu susah.
Anda juga tidka perlu melakukan pemijahan buatan, namun cukup dengan
melakukan pemijahan alami. Hal ini dikarenakan ikan gabus telah akrab
dengan kondisi perairan kita.
Memilih betina dan pejantan gabus yang siap kawin
Betina dan pejantan ikan gabus yang siap kawin dapat dibedakan dengan
cara cukup mudah, yakni dengan mengamati tanda-tanda yang terdapat pada
tubuhnya. Betina biasanya ditandai dengan bentuk kepala yang membulat,
perutnya lembek dan membesar, warna tubuhnya cenderung terang, dan bila
diurut akan keluar telur. Pejantan sendiri ditandai dengan bentuk kepala
yang lonjong, warna tubuhnya cenderung gelap, lubang pada kelamin
memerah, serta akan mengeluarkan cairan putih agak bening ketika diurut.
Sedangkan induk jantan yang hendak dikawinkan harus mencapai bobot 1
kg.
Pemijahan ikan gabus
Pemijahan ikan gabus bisa dilakukan dalam wadah fibreglass atau bak
beton. Caranya, siapkan bak beton dengan ukuran panjang sekitar 5 m,
lebar sekitar 3 m, dan ketinggian 1 m, selanjutnya keringkan dulu
kira-kira 3–4 hari. Kemudian masukkan air hingga kedalaman 50 cm,
biarkan air mengalir selama masa pemijahan. Untuk perangsang pemijahan,
taruh tanaman eceng gondok sampai menutupi sebagian besar permukaan bak,
kemudian masukkan kira-kira 30 ekor betina gabus, lanjutkan dengan
memasukkan 30 ekor pejantan gabus. Lalu biarkan ikan gabus memijah.
Setelah bertelur, ambil telur menggunakan sekupnet halus, dan telur siap
ditetaskan.
Untuk mengecek terjadinya pemijahan, perlu dilakukan pengontrolan tiap
harinya. Telur yang dikeluarkan akan mengapung pada permukaan air. Untuk
seekor induk betina gabus biasanya mampu menghasilkan telur hingga
10.000 – 11.000 butir.
Peenetaskan telur ikan gabus
Penetasan telur ikan gabus dilakukan di dalam akuarium. Caranya, siapkan
lebih dahulu sebuah akuarium dengan ukuran panjang sekitar 60 cm, lebar
kira-kira 40 cm, dan ketinggian 40 cm. Lalu keringkan dulu sampai 2
hari lamanya, kemudian isi dengan air bersih hingga ketinggian 40 cm.
Lalu atur 2 buah titik untuk aerasi dan nyalakan selama penetasan.
Jangan lupa untuk memasang pemanas air sampai suhu mencapai 28 derajad
Celcius. Selanjutnya, masukkan telur hingga kepadatan sekitar 4–6
butir/cm persegi, lalu biarkan menetas. Telur-telur tersebut akan segera
menetas dalam jangka waktu 24 jam. Hingga 2 hari lamanya, larva tak
perlu diberikan pakan sebab ia masih memiliki makanan cadangan.
Pemeliharaan larva gabus
Pemeliharaan larva dapat dilakukan 2 hari setelah penetasan hingga larva
mencapai umur 15 hari. Pemeliharaan larva bisa dilakukan di dalam
akuarium dengan kepadatan sebanyak 5 ekor/liter. Sedangkan kelebihan
larva yang ada bisa dipelihara pada akuarium lain. Ketika berumur 2
hari, beri larva pakan naupli artemia hingga 3x sehari. Ketika sudah
berumur 5 hari, beri larva pakan tambahan secukupnya seperti daphnia
sebanyak 3x sehari. Agar kualitas air tetap terjaga, lakukan pembersihan
sisa pakan dan kotoran serta mengganti air yang kotor dengan air yang
baru hingga 50 persennya. Pembersihan ini dilakukan tiap tiga hari
sekali, dan tergantung pula dengan kualitas airnya.
Budidaya Ikan Gabus melalui pendederan
Ikan gabus yang dibudidayakan melalui pendederan dapat dilakukan pada
kolam tanah. Untuk caranya, siapkan terlebih dahulu kolam berukuran 200
meter persegi; lalu keringkan selama kurang lebih 4 – 5 hari; jangan
lupa perbaiki semua bagiannya. Selanjutnya buatkan kemalir selebar
kurang lebih 40 cm dengan ketinggian 10 cm; kemudian ratakan tanah di
dasarnya. Lanjutkan dengan menebarkan kotoran puyuh atau ayam sebanyak
5–7 karung; lalu isi air hingga ketinggian 40 cm; rendam sekitar 5 hari
lamanya (air dibiarkan / tidak perlu dialirkan). Lalu tebar larva kurang
lebih sekitar 4.000 ekor di pagi hari. Menjelang 2 hari berikutnya,
berikan pelet atau tepung pelet sebanyak 1–2 kg yang sudah direndam tiap
harinya. Pemanenan benih dapat dilakukan setelah ikan menginjak usia 3
minggu.
Itulah informasi yang bisa anda ketahui seputar cara budidaya ikan gabus.
Ikan gabus yang dibudidayakan untuk konsumsi sendiri sebenarnya cukup
menguntungkan. Selain rasanya enak dan gurih, gabus juga terkenal kaya
akan protein. Semoga bermanfaat.