Hari sudah berganti dalam hitungan detik ketika jarum jam sedikit lagi
menunjukkan pukul satu dini hari pada Jumat pekan kemarin. Y, nama
inisial seorang pelacur belia mulai terlihat mabuk usai menenggak tiga
botol bir hitam dicampur minuman berstamina.
Kepalanya
geleng-geleng ketika lagu house musik dangdut "Bapak Mana" dinyanyikan
Trio Ubur-Ubur itu diputar. Seraya mengepulkan asap rokok, dia segera
minta diajak ngamar lantaran N ingin cepat pulang ke rumah karena besok
pagi mau sekolah.
"Ayo Aa, mau jadinya gimana atuh, keburu
ngantuk" katanya dengan centil saat merayu merdeka.com di rumah
prostitusi Desa Saradan, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Y mengaku
sejak kelas satu sekolah menengah pertama sudah mengenal minuman keras.
Begitu juga sebagian besar teman sekolahnya melakukan hal serupa.
Pergaulan bebas dan minuman keras jadi hal lumrah. "Semuanya suka minum
juga, enggak yang cewek apalagi yang cowok," ujarnya.
Cikal bakal
menjadi pemuas syahwat mulai tumbuh lambat laun tatkala Y tergiur
dengan salah satu temannya yang gampang mendatangkan fulus. Kerabat satu
sekolahnya itu kerap gonta ganti telepon seluler keluaran terbaru.
Namun dari hasil tidur dengan lelaki, Y memilih duitnya ditabung untuk
membuat rumah.
"Males beli-beli gitu, mending uangnya ditabung bikin rumah," katanya.
Wanita
berambut panjang itu tak mau mengingat kapan kegadisannya telah hilang.
Namun keperawanannya saat itu dibayar Rp 5 juta. Bukan hanya Y yang
menjadi pelacur, namun puluhan temannya juga berprofesi sebagai pemuas
nafsu. Pagi ke sekolah, siang hari usai sekolah mereka mulai beroperasi
menunggu panggilan mucikari untuk melayani lelaki pemburu syahwat.
"Kalau
minum (alkohol) hampir semua, ada 20 anak mah ada yang berprofesi
sama," katanya polos. Namun Y enggan menyebut nama sekolahnya di Desa
Saradan. Dia mengaku tak mau ambil pusing dengan segala cibiran datang
dari berbagai pihak. Mulai dari lingkungan kediamannya sampai lingkungan
sekolahnya.
Meski sudah tidur dengan pria berumur, namun Y masih
tetap terlihat seperti kekanakan. Hanya dandanannya saja yang menor.
Saking tergiurnya dengan fulus masuk dalam sakunya, Y berniat tidak
melanjutkan sekolahnya. Rencananya setelah selesai, dia mengaku sudah
merasa nyaman dengan hidupnya kini.