Malam ini kita akan membahas mengenai ejakulasi, orgasme dan squirt pada wanita. Beberapa studi menunjukkan perempuan juga mengalami ejakulasi dan dikenal dengan frasa female ejaculation. Namun, ejakulasi perempuan tidak selalu berkaitan dengan orgasme. Ejakulasi pada perempuan terjadi ketika uretra mengeluarkan cairan saat terangsang secara seksual. Sesuai alur uretra, cairan tersebut berasal dari kantung kemih menuju bagian luar tubuh.
Namun, perlu diperhatikan bahwa ada dua jenis cairan yang keluar, yakni:
- Squirting fluid: biasanya tidak memiliki warna, tidak berbau, dan keluar dalam jumlah yang cukup banyak.
- Ejaculate fluid: biasanya menyerupai air mani pada laki-laki, kental, dan berwarna keputihan seperti susu.
Analisis menunjukkan bahwa cairan ejakulasi perempuan mengandung enzim yang sama seperti pada air mani laki-laki. PSA (Prostatic Acid Phosphatase) memberikan pengaruh yang sangat besar dalam proteksi dan pergerakan sperma. Selain itu, cairan ejakulasi perempuan juga mempunyai kandungan fruktosa yang terdapat pula dalam air mani.
Para ahli meyakini bahwa kandungan enzim PSA dan fruktosa tersebut dihasilkan oleh kelenjar Skene atau sering disebut dengan kelenjar Periuteral atau kelenjar prostat wanita. Lokasi kelenjar ini ada di dekat G-spot, di kedua sisi lubang uretra.
Ejakulasi perempuan bukanlah hal yang jarang terjadi. Meski begitu, masih sedikit hal ini dibahas, terutama oleh orang awam. Para ilmuwan pun awalnya sempat mengira bahwa perempuan yang mengalami ejakulasi saat berhubungan seksual mengalami masalah dalam menahan gelora tersebut. Namun, studi yang terus dilakukan kemudian membantah hal tersebut dan mengonfirmasi bahwa ejakulasi perempuan memang sesungguhnya benar terjadi.
Studi di tahun 2014 menemukan bahwa saat terangsang, cairan terakumulasi pada kantung kemih untuk kemudian disalurkan melalui uretra selagi proses ejakulasi. Melalui riset pada tujuh orang wanita dengan menggunakan ultrasound, para peneliti mendapati bahwa:
- Dimulai dari kondisi normal, katung kemih wanita kosong.
- Saat diberi stimulasi seksual dan terangsang, kantung kemih mulai terisi.
- Begitu mengalami ejakulasi, kantung kemih mulai kembali kosong.
Menurut International Society for Sexual Medicine, sekitar 10 sampai 50 persen perempuan mengalami ejakulasi saat berhubungan seks. Di sisi lain, beberapa ahli menyebut bahwa semua wanita mengalami ejakulasi, tetapi tidak menyadarinya. Hal ini kemungkinan karena cairan tersebut bisa mengalir kembali naik dan masuk ke dalam kantung kemih, bukan justru keluar meninggalkan tubuh. Dalam kondisi seperti ini, cairan ejakulasi nantinya keluar bersama dengan air seni saat buang air kecil.
Sebagian ilmuwan meyakini bahwa ejakulasi perempuan berperan cukup penting dalam kesuksesan kehamilan mengingat adanya kandungan PSA dan fruktosa yang membantu pergerakan dan ketahanan sperma. Sebagian lainnya menolak anggapan ini lantaran ejakulasi biasanya mengandung urin yang justru akan membunuh sperma. Di samping itu, tidak mudah pula bagi cairan ejakulasi untuk 'mengalir' dari uretra ke vagina.
Hingga sekarang, belum diketahui secara pasti apakah ada hubungan antara frekuensi ejakulasi dengan periode haid. Beberapa perempuan menyatakan bahwa mereka mengalami ejakulasi lebih sering setelah masa ovulasi dan menjelang haid, tetapi beberapa lainnya tidak melihat adanya korelasi yang signifikan antara dua hal ini. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih valid.